*) Gambar sebagai ilustrasi
FINANCE Framework untuk Individu: Membangun Pengelolaan Keuangan Pribadi yang Sehat
Dikembangkan oleh Mohamad Haitan Rachman
Pendahuluan
Bagi banyak individu, mengelola keuangan pribadi sering kali menjadi tantangan yang sulit. Penghasilan terasa cepat habis, kebutuhan mendesak sering muncul tanpa perencanaan, dan tabungan tidak pernah mencapai target. Padahal, pengelolaan keuangan yang baik adalah fondasi untuk mencapai stabilitas hidup, mengurangi stres finansial, dan mempersiapkan masa depan yang lebih cerah.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Mohamad Haitan Rachman mengembangkan FINANCE Framework, sebuah kerangka kerja sistematis yang memandu individu dalam mengelola uang dengan lebih efektif. Framework ini terdiri dari tujuh tahap utama: Forecast, Identify, Allocate, Analyze, Navigate, Control, dan Evaluate.
Dengan penerapan yang konsisten, individu dapat membangun disiplin finansial, menumbuhkan kebiasaan sehat, serta mengarahkan penghasilan ke tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
1. Forecast: Menyusun Kebutuhan Bulanan dan Tahunan
Langkah pertama dalam mengelola keuangan pribadi adalah membuat forecast atau proyeksi kebutuhan. Forecast bukan sekadar mencatat pengeluaran rutin, tetapi merancang skenario yang realistis tentang bagaimana uang akan digunakan.
Contoh forecast bulanan:
- Biaya tempat tinggal: Rp 2,5 juta
- Transportasi: Rp 1 juta
- Makan dan kebutuhan harian: Rp 3 juta
- Tagihan utilitas & internet: Rp 700 ribu
- Cicilan atau komitmen lainnya: Rp 1,5 juta
Selain itu, forecast tahunan harus mencakup kebutuhan yang jarang muncul tetapi signifikan, seperti:
- Biaya mudik lebaran atau liburan keluarga
- Pendidikan anak atau biaya kursus
- Perbaikan rumah atau kendaraan
Dengan forecast yang jelas, individu memiliki panduan arah untuk mengatur uang. Forecast berfungsi sebagai “peta jalan” finansial yang mencegah pengeluaran impulsif dan membantu menyiapkan dana untuk kebutuhan tak terduga.
2. Identify: Menentukan Gaji Utama dan Pemasukan Tambahan
Setelah kebutuhan diproyeksikan, langkah berikutnya adalah Identify. Pada tahap ini, individu harus mengidentifikasi semua sumber pendapatan, baik yang utama maupun tambahan.
Sumber utama biasanya berupa gaji bulanan. Namun, banyak individu sering melupakan sumber tambahan seperti:
- Pekerjaan sampingan atau freelance
- Honor dari proyek atau konsultasi
- Hasil investasi, seperti dividen atau bunga deposito
- Pendapatan pasif, seperti sewa rumah atau jualan online
Dengan identifikasi yang menyeluruh, individu memperoleh gambaran lebih utuh tentang kapasitas keuangan sebenarnya. Hal ini juga membuka peluang untuk memperkuat pendapatan dengan mencari atau mengembangkan sumber tambahan yang lebih stabil.
3. Allocate: Membagi Dana dengan Aturan 50-30-20
Tahap berikutnya adalah Allocate atau pembagian dana. Salah satu metode yang efektif adalah aturan 50-30-20:
- 50% untuk kebutuhan pokok: biaya hidup sehari-hari seperti makanan, tempat tinggal, transportasi, dan utilitas.
- 30% untuk tabungan dan investasi: meliputi dana darurat, simpanan pendidikan, investasi jangka panjang, atau cicilan produktif.
- 20% untuk hiburan atau gaya hidup: belanja non-esensial, rekreasi, atau hobi.
Aturan ini membantu menciptakan keseimbangan antara kebutuhan saat ini, persiapan masa depan, dan kepuasan hidup. Individu juga dapat menyesuaikan persentase sesuai kondisi. Misalnya, jika sedang menabung agresif, alokasi tabungan dapat dinaikkan hingga 40%.
Alokasi adalah bentuk komitmen terhadap prioritas hidup. Tanpa aturan jelas, pengeluaran sering kali tidak terkendali dan mengorbankan tujuan jangka panjang.
4. Analyze: Mencatat dan Menganalisis Pengeluaran Harian
Perencanaan tanpa pencatatan ibarat membuat peta tanpa kompas. Tahap Analyze menekankan pentingnya mencatat setiap pengeluaran secara konsisten.
Saat ini, banyak aplikasi keuangan pribadi yang memudahkan pencatatan otomatis, bahkan bisa terhubung dengan rekening bank. Individu dapat mengelompokkan pengeluaran ke dalam kategori (makan, transportasi, hiburan, dll.) untuk melihat pola konsumsi.
Dari analisis, sering muncul temuan mengejutkan: pengeluaran kecil seperti kopi harian atau ongkir belanja online ternyata jika dijumlahkan bisa mencapai jutaan rupiah per bulan. Dengan analisis, individu bisa mengidentifikasi kebocoran, menekan biaya tidak penting, dan mengoptimalkan alokasi sesuai forecast.
5. Navigate: Menyiapkan Dana Darurat dan Asuransi
Manajemen keuangan tidak hanya tentang mengatur arus kas, tetapi juga melindungi diri dari risiko. Tahap Navigate mengingatkan pentingnya memiliki dana darurat dan perlindungan asuransi.
Dana darurat sebaiknya minimal 3–6 kali pengeluaran bulanan. Dana ini disimpan dalam instrumen likuid seperti tabungan atau deposito agar mudah diakses ketika terjadi krisis, misalnya kehilangan pekerjaan atau sakit mendadak.
Selain itu, asuransi kesehatan, jiwa, atau aset juga penting. Dengan asuransi, individu tidak perlu menguras tabungan ketika menghadapi biaya besar yang tidak terduga. Tahap ini memastikan keuangan tetap tangguh menghadapi ketidakpastian.
6. Control: Mengendalikan Pengeluaran Mingguan
Disiplin adalah inti dari manajemen keuangan. Melalui tahap Control, individu harus secara rutin memantau dan mengendalikan pengeluaran.
Praktiknya bisa berupa:
- Mengecek laporan mingguan untuk membandingkan forecast dan realisasi.
- Menetapkan batas belanja harian atau mingguan.
- Membatasi penggunaan kartu kredit untuk mencegah utang konsumtif.
Kontrol tidak berarti membatasi kebebasan, melainkan menjaga agar pengeluaran tetap sesuai rencana. Dengan kontrol, individu belajar hidup sesuai kemampuan dan menghindari gaya hidup yang melebihi pendapatan.
7. Evaluate: Meninjau Pencapaian Bulanan
Tahap terakhir adalah Evaluate, yaitu melakukan evaluasi bulanan atas kinerja keuangan. Evaluasi membantu menjawab pertanyaan penting:
- Apakah pengeluaran sesuai forecast?
- Apakah aturan alokasi 50-30-20 sudah tercapai?
- Apakah tabungan dan investasi bertambah sesuai target?
- Apakah dana darurat tetap aman?
Jika ada penyimpangan, individu dapat memperbaiki strategi di bulan berikutnya. Evaluasi juga menjadi momen refleksi untuk merayakan pencapaian, sekecil apa pun. Dengan evaluasi berkelanjutan, manajemen keuangan pribadi akan semakin matang dan disiplin.
Integrasi FINANCE Framework dengan Kehidupan Sehari-hari
Penerapan FINANCE Framework tidak berhenti di teori. Ia dapat diintegrasikan dengan aktivitas sehari-hari:
- Menggunakan aplikasi mobile untuk forecast, pencatatan, dan kontrol.
- Mengaitkan target pribadi seperti membeli rumah atau melanjutkan studi dengan alokasi tabungan.
- Menjadikan evaluasi bulanan sebagai ritual tetap, misalnya di akhir minggu terakhir setiap bulan.
Dengan integrasi ini, manajemen keuangan bukan hanya tugas administratif, tetapi bagian dari gaya hidup yang mendukung ketenangan finansial.
Kesimpulan
FINANCE Framework, yang dikembangkan oleh Mohamad Haitan Rachman, memberikan panduan praktis dan sistematis untuk individu dalam mengelola keuangan pribadi. Dengan tujuh tahap—Forecast, Identify, Allocate, Analyze, Navigate, Control, dan Evaluate—framework ini menekankan pentingnya perencanaan, pencatatan, proteksi risiko, disiplin pengeluaran, serta evaluasi berkelanjutan.
Melalui penerapan FINANCE Framework, individu dapat:
- Membangun kestabilan finansial.
- Mengurangi stres akibat masalah keuangan.
- Menumbuhkan kebiasaan menabung dan berinvestasi.
- Mempersiapkan diri menghadapi risiko tak terduga.
- Mengarahkan keuangan pada tujuan jangka panjang, termasuk kebebasan finansial.
Pada akhirnya, pengelolaan keuangan pribadi bukan hanya soal angka, tetapi tentang mengatur hidup dengan visi, disiplin, dan tanggung jawab. FINANCE Framework hadir sebagai panduan agar setiap rupiah yang dimiliki benar-benar memberi makna dan manfaat.
Jika mempunyai pertanyaan berkaitan pelatihan, pendampingan, analisa penerapan FRAMEWORK dan pengembangan sistem yang kami berikan serta berkeinginan kerjasama, silahkan kontak kami melalui haitan.rachman@inosi.co.id.